Rabu, 25 Agustus 2021

Antena dan jalur transmisi- Instalasi dan konfigurasi perangkat jaringan nirkabel outdoor dan indoor

 ANTENA DAN JALUR TRANSMISI

Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya. Antena adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, tapi seperti reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal. Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan ukurnya adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa ditempuhpun bertambah.

Cara Kerja



Mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya atau mengirimkannya. Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Terkadang dijumpai antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.

Karakter Antena

1. Pola Radiasi Antena

Pola Radiasi adalah penggambaran radiasi yang berkaitan dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antenna ataupun tingkat penerimaan sinyal yang diterima oleh antenna pada sudut yang berbeda. Pada umumnya Pola Radiasi ini digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi antenna 3 dimensi ini dibentuk oleh dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola azimuth. Bentuk pola radiasi:
  • Pola Omnidirectional pattern yaitu pola radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi
  • Pola Drective yang membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.

2. Keterarahan

Keterarahan adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis (pemancaran radiasi Antena secara seragam ke semua arah).

3. Gain

Gain atau Directivity Gain adalah sebuah parameter Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain digunakan untuk mengukur efisiensi sebuah Antena dan diukur dalam bentuk satuan desibel.

4. Polarisasi

Dapat diartikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Polarisasi Antena adalah orientasi medan listrik dari gelombang radio yang berhubungan dengan permukaan bumi dan kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya. Mengenalinya bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal.

Jenis-jenis antena

Digolong kan menjadi 2 yaitu omni-directional dan antenna directional. Antena Omni-directional adalah antena sebagai pemancar yang memiliki polarisasi ke segala arah atau 360 derajat. Antena directional adalah antena pengarah yang bisa sebagai pemancar maupun sebagai penerima dengan polarisasi satu arah saja. Macam-macam antena:

1. Antena Grid

Antena ini menggunakan topologi Point to Point yang dimana pemancar dan penerima sama-sama menggunakan antena grid. Frekuensi antena grid adalah 2,4 Ghz dan juga 5,8 Ghz, memiliki gain hingga 27 dBi. Berikut karakteristik antena grid :
  • Antena ini berbentuk seperti jarring
  • Polarisasi ke arah tertentu atau satu arah
  • Biasanya terdapat pasangan berupa antena yang sama, satu sebagai pemancar dan satu lagi sebagai penerima
  • Termasuk tipe jaringan PTP atau Point To Point
Contoh antena grid beserta spesifikasi:

  • Antena Grid TL-ANT2424B 2.4-2.5 GHz 24dB


Frequency Range
2.4GHz ~ 2.5GHz 
Impedance(Ω)
50
Gain
24dBi
VSWR
≤1.5
Horizontal Beamwidth
14°
Vertical Beamwidth
10°
F/B Ratio
30dB
Polarization
Vertical or Horizontal
Maximum Input Power
100W
Connector
N Female
Application
Outdoor
Mount Style
Pole Mount / Wall Mount
Antenna Dimension
600×1000 mm
Weight
3.5 +/-0.15 KG
Mounting Mast Diameter
Ø30~Ø50 mm
Rated Wind Velocity
216 Km/h

  • Antena Grid Kenbotong TDJ-2325 2.4Ghz 24dB (Support Superchannel) 




Gain
24dBi
Frequency Range
2.3 GHz-2.5 GHz
Polarization
Linear
VSWR
<2
Front back ratio
>30dB
beamwidth
E-plan 9, H-plan 11
Connector
N-Female
Weight
5Kg

  • Antena Grid RMI 2.4GHz 24 dBi (rakitan lokal lisensi Korea)
Gain
25 dBi
Type
Grid
Polarization
Linear
Beamwidth Degree Horizontal
10
Beamwidth Degree Vertical
13
VSWR
<=1.3
Frequency
2400-2485 MHz
Connector
N-female
Size Width:
530mm
Length
740 mm
Weight
2500 g
Mount
Mounting hardware fits 35-50 mm mast tubes
Material
Reflector-11mm aluminium


2. Antena Omni

Banyak digunakan sebagai mode ap karena jangkauannya yang luas, memiliki gain 3-13 dBi. Antena ini memiliki frekuensi 2,4 dan 5,8 Ghz . Berikut karakteristik antena omni :
  • Antena ini berbentuk seperti tongkat
  • Polarisasi atau arah pancaran ke segalah arah atau 360 derajat
  • Coverage area luas tetapi jangkauan yang pendek
  • Termasuk tipe jaringan Point To Multi Point
Contoh Antena Omni beserta spesifikasinya:


Spesifikasi Antena Omni

Antena Omni TL-ANT24514D

Weight
0.6kg
Frequency
2.4GHz~2.5GHz
Gain
50 Ohms
Impedance(Ω)
15 dBi
Radiation
Omni-directional
VSWR(MAX.)
< 2.0
HPOL Beamwidth
360°
VPOL Beamwidth
Polarization
Linear, Vertical
Mounting
Pole Mount / Wall Mount
Application
Outdoor
Lightning Protection
DC Ground
Operating Temp.
-40~65(-40~149)
Storage Temp.
-40~80 (-40~176)
Operating Humidity
10%~90% non-condensing
Storage Humidity
5%~90% non-condensing
Safety, Emission and Others
CE, FCC, Compliant with RoHS
Package Contents
15dBi Outdoor Omni-directional Antenna
Installation mounting kits
User Guide
Dimension
1500mm

3. Antena Sectoral


Jangakuan antena ini hanya 180 derajat atau satu arah. Antena sectoral memilik gain antara 10-19 dBi, dan berikut karakteristiknya :
  • Berbentuk seperti tabung
  • Polarisasi kearah tertentu yakni 45-180 derajat
  • Termasuk tipe jaringan PTP maupun PTMP
Contoh antena sectoral beserta spesifikasinya:

Spesifikasi Antena Sectoral


H-Gain Sectoral Panel 20 dBi 120°



Frequency
2400-2500 MHz
Gain
20 dBi
Polarization
Horizontal
Vertical Beam Width
+/- 8°
Horizontal Beam Width
120°
Impedance
50 Ohm
Max. Input Power
100 Watts
VSWR
< 1.5
Connector
N-Female
Weight
3,1 kg
Length
103 Cm

4. Antena Yagi


Memiliki gain hingga 16 dBi dan memiliki frekuensi 2,4 dan 5,8 Ghz. Berikut karakteristik yang dimiliki :
  • Antena ini berbentuk seperti tulang ikan
  • Polarisasi ke arah tertentu atau satu arah
  • Termasuk tipe jaringan PTP

5. Antena Parabolik


Antena ini hampir sama dengan antena grid hanya saja jangkauan lebih focus 18-28 dBi. Urusan jarak jangkauan, antena ini lebih unggul ketimbang antena grid. Biasanya diaplikasikan untuk tipe jaringan point to point jarak jauh.

6. Antena Wajan Bolik 


Antena wajan bolik berbentuk seperti wajan, karena dibuat dari wajan. Antena ini hampir sama dengan parabolik yang membedakan hanyalah pada reflektor parabolic-disc yang menggunakan wajan. Antena wajan bolik digunakan untuk memperkuat jangkauan usb wifi yang sudah tidak kuat menangkap sinyal, jangkauannya tidak begitu jauh hanya ratusan meter saja.

Jalur transmisi


Kabel coaxial merupakan kabel jaringan yang dibungkus dengan metal yang lembek. Instalasi jaringan menggunakan kabel ini relatif lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan kabel UTP akan tetapi kecepatan akses pada kabel sedikit lebih lambat. Kabel coaxial lebih efisien digunakan untuk sistem jaringan dengan kapasitas yang sedikit karena kecepatan aksesnya yang tidak memungkinkan untuk digunakan pada jaringan dengan kapasitas yang besar. Kabel Coaxial biasanya diguanakan pada topologi jaringan bus yang tutik percabangannya menggunakan TConector dan menggunakan konektor BNC untuk koneksi tiap node nya.

Bagian - bagian dari kabel coaxial:

  • Konduktor, bagian ini merupakan inti dari kabel yang berfungsi sebagai lalu lintas data dalam jaringan
  • Grounding merupakan kabel berserabut yang dipilin menyilang dan mengelilingi isolator dalam. Bagian kabel ini berfungsi untuk mengantisipasi pengaruh interfensi frekuensi listrik yang tidak diinginkan.
  • Isolator dalam merupakan bagian kabel yang berfungsi untuk melindungi bagian konduktor.
  • Isolator luar merupakan bagian kabel yang terletak pada kulit terluar yang berfungsi sebagain pelindung kabel secara keseluruhan.
Karakteristik Kabel Coaxial :
  1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 MBps
  2. Biaya Rata-rata per node murah
  3. Media dan ukuran konektor medium
  4. Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium)
Referensi:


 Topologi jaringan nirkabel indoor dan outdoor 
Teknologi jaringan Wireless (jaringan tanpa kabel) saat ini sudah sangat banyak diaplikasikan dan kita jumpai hampir di tiap kehidupan kita. Saat ini banyak Perusahaan dan Instansi Pemerintahan yang mengaplikasikan teknologi ini menggantikan teknologi jaringan kabel yang sudah ada sebelumnya. Jaringan wireless LAN saat ini adalah yang sering banyak kita jumpai dan diaplikasikan di seluruh belahan dunia. Dan jaringan wireless indoor dan outdoor-lah yang sering kita jumpai di kehidupan kita. Namun sebelum kita bahas tentang outdoor & indoor wireless LAN yang ada, mari kita bahas dahulu standar yang dipakai dalam IEEE 802.11x, dimana x adalah sub standar yang terdiri dari :
  • 802.11 - 2,4GHz - 2Mbps
  • 802.11a - 5GHz - 54Mbps
  • 802.11a 2X - 5GHz - 108Mbps
  • 802.11b - 2,4GHz - 11Mbps
  • 802.11g - 2,4GHz - 22Mbps
  • 802.11n - 2,4GHz - 120Mbps

Jenis-jenis perangkat Wireless LAN :
Access Point
Biasa disebut dengan Hotspot yang berfungsi seperti hub dimana akan menghubungkan bermacam perangkat wireless yang terhubung dengan perangkat tersebut. Bermacam perngkat Access point memiliki konfigurasi administrator yang berbeda-beda sesuai dengan produsennya masing-masing dengan tingkat keamanan yang dapat diatur sesuai dengan kehendak administrator jaringan yang bersangkutan seperti menambahkan enkripsi WEP dan semacamnya untuk keamanan jaringan.
Wireless Card PCI
Perangkat wireless berbentuk card PCI yang dipakai dalam sebuah PC yang tidak memiliki perangkat embedded wireless di dalamnya. Kebanyakan perangkat ini memiliki jangkauan sinyal yang kecil sehingga kadang pengguna menambahkan perangkat antena tambahan untuk menambah kekuatan tangkap sinyal yang ada.
Wireless USB
Perangkat ini banyak diperoleh di pasaran. Perangkat ini bersifat mobile namun karena bentuknya yang terbilang kecil sehingga membuat daya tangkap perangkat ini lebih kecil dibandingkan dengan perangkat lain seperti Wireless card PCI.
PCMCIA
Perangkat ini banyak dijumpai pada Laptop atau notebook jaman dulu yang belum memiliki perangkat wireless adapter terintegrasi seperti pada dewasa ini yang hampir semua Notebook yang dijual memiliki perangkat wireless dengan harga yang murah (tergantung chipset yang digunakan).
Compact Flash
Compact Flash hampir seperti dengan USB yang bersifat mobil namun beberapa anggapan menyatakan bahwa compact flash di klaim lebih lebih baik dibanding dengan wireless adapter USB.
Embedded
Jenis ini adalah perangkat wireless yang bersifat terintegrasi atau menjadi satu dengan mainboard sebuah PC atau notebook alias onboard.
Bagaimana memilih perangkat 802.11 ?
  • Kebanyakan perangkat W-LAN 802.11 punya spesifikasi yang sama, karena perusahaan pembuatnya sama.
  • Perbedaan yang menyolok berada di software pengendalinya.
Beberapa perusahaan Taiwan pemasok 802.11 diantaranya adalah CyberTAN, GemTek, GlobalSun, USI, Z-Com, Ambit dan Askey dengan menggunakan berbagai chipset seperti Broadcom, Intersil, Atheros, Belkin, dan Agere.
Jenis sambungan Wireless LAN
  • W-LAN Outdoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di luar ruangan, mengikuti standar 802.16
  • W-LAN Indoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di dalam ruangan, mengikuti standar 802.11
 Konfigurasi Adhoc /infrastruktur
Ad Hoc and Infrastruktur
Ad Hoc secara bahasa berarti “untuk suatu keperluan atau tujuan tertentu saja“. Dalam pengertian lain, jaringan ad hoc adalah jaringan bersifat sementara tanpa bergantung pada infrastruktur yang ada dan bersifat independen.
Ad Hoc Network adalah jaringan wireless yang terdiri dari kumpulan mobile node (mobile station) yang bersifat dinamik dan spontan, dapat diaplikasikan di mana pun tanpa menggunakan jaringan infrastruktur (seluler ataupun PSTN) yang telah ada. Contoh mobile node adalah notebook, PDA dan ponsel. Jaringan ad hoc disebut juga dengan spontaneous network atau disebut MANET (Mobile Ad hoc NETwork).
Contoh Penggunaan/Aplikasi di lapangan :
1.     Operasi militer, seperti yang telah diujicobakan kawasan pertempuran di Sudan. Dengan jaringan ad hoc, mempermudah untuk akses informasi antar personil militer.
2.     Komersial, jaringan ad hoc dapat digunakan pada situasi emergency atau upaya penyelamatan (rescue operation), seperti banjir atau gempa bumi dan entertainment seperti acara live music.
3.     jaringan yang cepat tersedia dengan menggunakan notebook untuk menyebarkan dan berbagi informasi di antara user seperti dalam konferensi atau ruang kuliah.
4.     Personal Area Network, untuk jarak pendek (short distance) lebih kurang 10 m, Ad hoc Network secara mudah berkomunikasi antar bermacam peralatan (seperti PDA, laptop dan telepon seluler) dengan laju data yang rendah.
Keuntungan :
1.     Tidak memerlukan dukungan backbone infrastruktur sehingga mudah diimplementasikan dan sangat berguna ketika infrastruktur tidak ada ataupun tidak berfungsi lagi.
2.     Mobile node yang selalu bergerak (mobility) dapat mengakses informasi secara real time ketika berhubungan dengan mobile node lain, sehingga pertukaran data dan pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan.
3.     fleksibel terhadap suatu keperluan tertentu karena jaringan ini memang bersifat sementara.
4.     Dapat direkonfigurasi dalam beragam topologi baik untuk jumlah user kecil hingga banyak sesuai dengan aplikasi dan instalasi (scalability).
Kerugian ( Permasalahan) :
1.     packet loss (rugi-rugi paket) akan terjadi bila transmisi mengalami kesalahan (error).
2.     seringkali terjadi disconnection, karena tidak selalu berada dalam area cakupan.
3.     bandwidth komunikasi yang terbatas
4.     lifetime baterai yang singkat.
5.     kapasitas kemampuan jangkauan mobile node yang terbatas dan bervariasi.
Konfigurasi sederhana :
1.     Dibutuhkan “wireless network card” pada masing-masing komputer.
2.     Masuk ke “wireless network card properties” dan set “SSID” dengan nama tertentu (unique).
3.     Set IP LAN static pada komputer. Patikan kita mengkonfigurasi IP komputer tersebut dalam satu subnet dan range yang sama.
4.     Set “network card” pada mode “ad-hoc”, bukan “infrastructure”.
5.     Satu sebagai host (access point) yang lain sebagai client. Atau semua bisa berperan sebagai host (multihost)
Cara konfigurasi Ad Hoc:
Pada dasarnya jaringan AdHoc sangat sederhana dalam konfigurasinya, karena pada jaringan ini tidak memerlukan wireless router maupun access point.
Cara mensetting komputer utama
Klik Start> Control Panel> Network Connections.
• Klik kanan pada wireless network connection, lalu klik Properties
• Pada Wireless Network Connection Properties, klik tab Wireless Networks – Klik Add pada bagian Preferred networks
• Selanjutnya isilah Network Name (SSID) untuk jaringan yang akan anda buat – Jangan lupa untuk mencentang check box This is a computer-to-computer (ad hoc)network: wireless access point are not used – Anda juga dapat membubuhkan WEP Password agar koneksi anda aman.
• Klik OK dan OK lagi untuk menyimpan konfigurasi.
Infrastruktur,
 Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur. Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.
Konfigurasi Infrastruktur (Client Server) dengan AP (Access Point)
Untuk dapat digunakan, tentunya Access Point harus dikonfigurasikan terlebih dahulu. Terdapat dua cara untuk mengkonfigurasikan Access Point(AP). Pertama, konfigurasi menggunakan W-LAN(Wireless LAN) card yang dipasang pada slot PCI, USB wireless ataupun mengunakan card PCMCIA. Kedua, konfigurasi menggunakan kabel UTP yang dihubungkan antara NIC di PC dengan salah satu port RJ-45 yang terdapat di AP.
1. Pasangkan adaptor AP ke listrik rumah. Setelah access point menyala, hubungkan kabel UTP ke NIC yang ada di PC anda, kemudian pasangkan ujung satunya lagu ke port nomor 1 di access point.
2. Setelah semuanya selesai, buka kontrol panel dengan cara mengklik Start/Control Panel, kemudian klik Network Connections.
3. Setelah dialog Network Connection tampil, klik kanan icon ethernet LAN lalu pilih Properties.
4. Pada kotak This connection uses the following items, klik internet Protocol(TCP/IP) kemudian klik tombol Properties.
5. Pilih opsi Use the following IP address, lalu pada IP address masukkan IP dan subnet mask-nya. Untuk kelasnya, sesuaikan dengan kelas IP perangkat WLAN anda. Akhiri dengan mengklik tombol OK.
6. Setelah selesai, buka web browser anda lalu pada address bar ketikkan ‘http://192.168.1.1’ kemudian tekan Enter.
7. Maka akan muncul jendela user name dan password, pada user name ketik ‘admin’ kemudian pada bagian password biarkan saja kosong, tekan Enter.
Karena disini AP W-LAN merek Linksys yang kita gunakan, maka kita tidak perlu merasa bingung dengan segala perbedaan tampilan yang ada. Karena pada umumnya konfigurasi AP tidak terlalu berbeda jauh.
8. Setelah anda menekan tombol Enter tadi, maka akan tampil jendel konfigurasi Access Point Linksys. Klik tab Wireless, dijendela inilah anda akan memasukkan nama jaringan wireless yang akan anda gunakan, atau yang sering disebut dengan SSID(Service set identifier)
9. Pada Wireless Channel, klik tombol dropdown lalu pilih channel yang ingin anda gunakan.
Sekilas tentang channel:
Pemahaman tentang channel sangat penting diketahui, karena channel merupakan sebuah bagian pada pita atau band frekuensi. Penentuan sebuah channel yang tepat sangat penting dilakukan agar setiap frekuensi tidak saling bertumpuk (overlap) dengan jaringan WLAN disekitar kita. Pada frekuensi 2.4GHz ini, ada
channel yang dapat anda gunakan. Baiklah disini saya akan menampilkan gambar kanal frekuensi 2.4GHz, mudah-mudahan saja dapat membantu anda dalam menentukan channel yang tepat.
10. Untuk Wireless SSID Broadcast, pilih opsi Enable. Setelah semuanya selesai, simpan konfigurasi anda dengan cara mengklik tombol Save.
11. Tunggu beberapa saat jika proses menyimpan tadi telah selesai, maka akan tampil sebuah gambar. Klik tombol Continue untuk melanjutkan.
Bridge mode  Repeater Mode

Bridge merupakan sebuah alat yang bisa menghubungkan suatu jaringan komputer yakni LAN (Local arean Network) dengan jaringan LAN yang lain. Bridge tersebut bisa menghubungkan tipe jaringan komputer yang berbeda (contohnya seperti Ethernet atau juga Fast Ethernet), atau tipe jaringan yang serupa lainnya. Bridge ini juga ialah alat yang dapat mempelajari alamat link yang terdapat pada tiap-tiap perangkat yang terhubung dengannya danjuga dapat mengatur alur frame itu dengan berdasarkan alamat tersebut.

Macam Jenis Bridge

Bridge ini sendiri terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari kebutuhan dari para pengguna jaringan komputer tersebut. Nah, Dibawah ini merupakan beberapa jenis dari bridge diantaranya sebagai berikut :

A. Bridge Lokal

Bridge Lokal ini merupakan jenis bridge paling sederhana. Bridge lokal ini dipergunakan yakni sebagai pemecahan jaringan pada lokasi yang berdekatan, serta biasanya dapat/bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi kabel biasa.

B. Bridge Remote

Bridge Remote ini merupakan jenis bridge yang digunakan untuk membuat suatu bentuk WAN yang basicnya itu merupakan LAN. Jadi suatu jaringan LAN itu dapat dibuat menjadi jaringan yang lebih luas dengan menggunakan bridge remote. Dengan begitu, komunikasi antara instansi yang memiliki lokasi cukup jauh dapat/bisa tetap terjalin dengan menggunakan koneksi jaringan LAN.

C. Bridge Wireless

Bridge wireless ini terkadang diimplementasikan pada penggunaan hotspot. Bridge wirelless ini akan menggabungkan koneksi kabel dengan koneksi tanpa kabel. Untuk dapat menerima sinyal data, memakai kabel, sedangkan untuk dapat meneruskan serta mentransmisikan data, itu digunakan koneksi wirelees atau nirkabel.

Fungsi Bridging (Bridge)

bridge ini merupakan alat yang berguna yakni sebagai penghubung antara dua jaringan. Bridge ini juga digunakan untuk memecah satu jaringan yang besar itu menjadi dua jaringan lebih kecil sehingga akan meningkatkan performa jaringan. kegunaan atau fungsi bridge lainnya akan secara detail dapat dijelaskan dibawah ini :

A. Untuk Penghubung antara 2 Jaringan di Tempat Jauh

Secara geografis, diilustrasikan saja di sebuah universitas, terdapat beberapa bangunan yang terpisah itu cukup jauh. Akan lebih ekonomis untuk memiliki LAN yang terpisah di beberapa bangunan serta menghubungkannya dengan bridge.

B. Otonomi dari beberapa Jaringan

Seperti di jaringan perkantoran, tiap-tiap departemen itu memiliki kepentingannya masing-masing, mempunyai komputer pribadi, workstation, dan juga servernya sendiri. Tiap-tiap departemen yang tujuannya itu berbeda akan lebih baik dengan menggunakan jaringan yang berbeda namun terhubung dengan menggunakan bridge.

C. Untuk Mengakomodasi Beban Jaringan

Apabila sebuah universitas banyak workstation yang kelebihan beban disebbakan banyak digunakan oleh mahasiswa dan juga dosen untuk dipakai meminta file yang berada di mesin server digunakan untuk mengunduh ke mesin pengguna itu dengan berdasarkan permintaan. misalkan ukuran file besar, maka hal tersebut akan sedikit menghambat penyimpanan di LAN tunggal, sehingga akan lebih baik lagi apabila menggunakan dua LAN yang dihubungkan dengan bridge.

Cara Kerja Bridge

Untuk dapat memahami cara kerja bridge, bridge ini bisa disamakan seperti ‘repeater yang cerdas’. Repeater ini bekerja yakni dengan proses menerima sinyal yang datang dari sebuah kabel jaringan dan juga melaksanakan amplifikasi pada sinyal itu, lalu kemudian itu mengirimkan sinyal ituke kabel jaringan yang lainnya. Repeater itu juga melakukan proses ini secara buta tanpa mengamati isi pesan yang terkandung di dalam sinyal tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Bridging (Bridge)

bridge ini mempunyai kelebihan dan juga tentu kekurangan tersendiri. oleh karena itu dibawah ini kelebihan dan kekurangan akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Kelebihan Bridge

Kelebihan dari bridge ini Ialah hanya dapat bekerja pada lapisan Data Link, sehingga dari hal tersebut tidak dapat terjadinya transmisi dari satu protokol ke protokol lainnya. serta bridge juga mampu mendukung beberapa protokol seperti misalnya NetBEUI serta LAT yang tidak harus dilayani oleh router.

B. Kekurangan Bridge

Bridge ini mempunyai kekurangan seperti tidak dimungkinkannya transmisi dengan melalui jalur atau protokol yang berbeda. serta bridge juga hanya dapat meneruskan paket dari satu (1) jaringan ke jaringan yang lain dengan kecepatan 10 MBPS. dan juga Bridge juga hanya dapat meneruskan transmisi itu tanpa dapat menerjemahkan komunikasi antar protokol.
Nah itulah penjelasan mengenai Pengertian Bridging (Bridge), Cara Kerja, Fungsi, Jenis dan Kelebihannya, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih
Pengertian Repeater – Berbicara mengenai repeater, maka tidak akan jauh dari pokok bahasan jaringan. Repeater merupakan salah satu alat yang berguna pada jaringan komputer. Jaringan komputer memang cukup rumit untuk dipahami oleh orang awam. Jangankan berbari perangkat yang ada pada jaringan, fungsi dan cara kerja dari jaringan saja, pada dasarnya cukup rumit untuk dipelajari. Meskipun cukup rumit, namun kali ini, Kami akan mencoba untuk membagikan sedikit informasi mengenai salah satu alat jaringan yang bernama repeater.
Apakah repeater itu? Banyak sekali orang yang bertanya-tanya mengenai repeater beserta dengan kegunaan dari repeater. Repeater pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris ‘repeat’ yang berarti pengulangan. Jika diartikan dari suku kata, maka repeater dapat diartikan sebagai pengulang kembali, ataupun jika disempurnakan dalam sebuah bahasa, maka repeater merupakan alat yang berguna untuk mengulang dan meneruskan kembali signal ke daerah sekitar perangkat ini.
Jika dikaji secara bahasa teknis, maka pengertian repeater adalah alat yang berguna untuk menguatkan signal. Dengan alat ini, signal yang lemah dapat ditingkatkan daya jangkaunya sehingga dapat digunakan untuk cakupan wilayah yang lebih luas.
Fungsi Repeater
  1. Memperluas daya jangkau signal server
Fungsi yang pertama dari alat ini adalah untuk memperluas daya jangkau singnal. Jika signal lemah, maka daya jangkaunya akan lebih sempit, sedangkan ketika signal kuat maka daya jangkaunya akan lebih luas.
Wireless Mesh Network products merupakan produk dari sebuah jaringan mobile. Wireless mesh network merupakan jaringan ad hoc yang bergerak dengan memanfaatkan stasiun klien nirkabel yang berupa wireless mobile dan terkoneksi peer to peer ke jaringan. Mesh merupakan cara paling efektif untuk mengoptimalkan jaringan nirkabel ketika node nirkabel dalam posisi mobile dan terkoneksi dalam jaringan sekaligus memonitor semua node lain dalam jaringan. Jaringan mobile peer-to-peer ini merupakan persyaratan konektivitas dari sebuah sistem mesh network dan kombinasi dari wireless mesh network sehingga mampu menyediakan jaringan tanpa kabel yang fleksibel dan andal.
Cara membuat wireless mesh network dapat dilakukan dengan berbagai jenis pilihan setting, yaitu wireless mesh network dengan radio tunggal (single radio), ganda (double radio) dan multi-radio. Meski wireless mesh network designnya berbeda setting, namun sistem dasar kerjanya sama, yakni fokus pada jaringan ad-hoc mobile. Sistem wireless mesh network membantu mengoptimalkan jaringan WiFi. Anggapan bahwa sistem wireless mesh hanya dapat digunakan sementara karena kapasitas bandwithnya yang rendah sebenarnya kurang tepat. Jika direkayasan dan didesain secara efektif wireless mesh network mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan jaringan internet nirkabel sesuai kebutuhan.
Agar pemanfaatan sistem ini memenuhi harapan maka hal yang perlu dilakukan adalah memahami kelebihan dari masing-masing metode penyusunan wireless mesh network, serta berusaha meminimalisasi kekurangannya. Dengan demikian, jaringan wireless mesh bisa dimanfaatkan untuk skala besar dan berkualitas.

Kekurangan dan Keuntungan Wireless Mesh Network
Pada dasarnya, sistem wireless mesh network protocols memerlukan Akses Point serta DSL atau ethernet backhaul untuk setiap Akses Pointnya. Jaringan internet nirkabel atau Wireless Fidelity telah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Akan tetapi, memerlukan biaya cukup besar untuk perluasan coverage menggunakan wireless mesh networknya. Ini salah satu kekurangan wireless mesh network. Biaya menyediakan T1. DSL dan ethernet backhaul untuk setiap Akses Point cukup mahal.
Meskipun biaya membangun infrastruktur wireless mesh network cukup besar, namun metode ini sangat efektif dan efisien diaplikasikan di daerah perkotaan yang padat dan dipenuhi bangunan tinggi atau di lingkungan kampus yang luas dan banyak rintangan. Inilah salah satu kelebihan wireless mesh network.
Salah satu wireless mesh network topology, yaitu wireless mesh single radio memiliki kelebihan dan kekurangan. Masing-masing node mesh berfungsi sebagai Akses Point dan meneruskan lalu lintas data. Radio yang sama bisa digunakan untuk backhaul sekaligus akses WiFi oleh user sehingga biayanya cukup ekonomis. Namun kekurangannya metode ini menghasilkan traffic yagn tinggi karena setiap kali harus mengulang paket data dari klien lokal di setiap channel untuk dikirim ke satu mesh Akses Point user lainnya.

Karakteristik Perangkat Jaringan nirkabel indoor dan outdoor 

PERANGKAT JARINGAN

Dalam jaringan komputer tentunya terdapat perangkat keras jaringanselain komputer yang diperlukan untuk membentuk sebuah jaringan perangkat – perangkat tersebut akan dibahas di bawah seperti berikut :
Perangkat yang digunakan untuk interkoneksi pada LAN, tergolong pada tiga jenis, yaitu Hub, Switch dan Bridge, walaupun secara kinerja Hub dan Swicth dapat dikategorikan pada bridge.


· BRIDGE
Bridge adalah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan antar host/terminal jaringan secara fisik dapat menghubungkan media wireline dengan sesama wireline atau dengan media wireless, sehingga apabila dilihat dari model referensi TCP/IP, perangkat ini bekerja di lapisan fisik.


· HUB
Saat ini hub tidak banyak digunakan, karena fungsinya, bahkan yang lebih baik (secara teknis) telah ditawarkan oleh perangkat lain seperti switch. Dari sisi ekonomis-pu
n switch mempunyai harga yang bersaing dengan hub.

· SWITCH
Bentuknya sangat sulit dibedakan dengan hub, karena keduanya mempunyai konfigurasi fisik yang sama. Perbedaannya terlihat dari unjuk kerjanya. Pada switch, jalur virtual akan terbentuk ketika dua port saling berkomunikasi, dan tidak akan mengganggu komunikasi antar port yang lain.
Perangkat yang digunakan untuk interkoneksi pada WAN diantaranya adalah Router, WAN Switching, Modem dan Server Komunikasi.




Berdasarkan fungsi satuan dari hardware/perangkat jaringan komputer, maka terdapat beberapa perangkat yang mempunyai dominasi penggunaan di lapangan, diantaranya adalah :

- Host
- NIC
- Modem
- Hub
- Switch
- Router
- Bridge
- Repeater
· Host

Host atau dalam beberapa penggunaan disebut terminal, adalah perangkat yang digunakan oleh user dalam menjalankan software aplikasi jaringan komputer. Biasanya digunakan Personal Komputer (PC) sebagai fungsi host. Spesifikasi yang dapat digunakan, mengharuskan penambahan peripheral, yaitu NIC (Network Interface Card) yang fungsinya adalah sebagai penghubung antara sistem kerja host dengan media trasmisi/network yang menghubungkan satu host dengan host lain.

· NIC
Untuk memfungsikan PC Stand Alone agar dapat berkomunikasi dengan PC yang lain, maka diperlukan Network Interface Card (NIC) untuk menghubungkan PC dengan media yang digunakan.

· MODEM
Perangkat modem ini merupakan salah satu jenis bridge, yaitu perangkat yang bekerja untuk menghubungkan computer personal dengan atau pada media yang berbeda,. Perangkat ini adalah perangkat jaringan komputer yang digunakan untuk koneksi Wide Area Network (WAN).
Karakteristik fisik dari Modem tergantung dari dua hal, yaitu :
1. Interkoneksi dengan PC.
2. Media yang digunakan untuk interkoneksinya (lihat imterkoneksi bridge berdasarkan media)
Untuk fungsi Interkoneksi dengan PC, dikenal Modem Internal dan Modem Eksternal.
Modem internal adalah modem yang mempunyai interkoneksi dengan PC menggunakan Slot ekspansi (ISA atau PCI), sehingga secara fisik berada di dalam casing PC, terlihat sebagai satu sub fungsi dari PC.Pada motherboard jenis-jenis terakhir, modemnya sudah terpasang pada motherboard. Modem Eksternal secara fisik terpisah dari PC. Modem jenis ini terhubung dengan PC dengan menggunakan interface seperti interface serial, USB, bahkan NIC.

· PCMCIA
PCMCIA saat ini banyak diimplementasikan pada laptop sedangkan era sebelumnya PCMCIA dapat juga dipasangkan pada komputer personal, dengan bantuan interface tambahan dengan koneksi pada slot ekspansi ISA/PCI PCMCIA Adaptor, yang memfasilitasi fungsi host dan fungsi media Interface jaringan yang dapat diayani oleh PCMCIA, dapat melayani media wireline maupun wireless seperti fungsi untuk Ethernet card, modem, wireless card.

· USB
Dukungan antarmuka lainnya dari komputer personal yang saat ini dimanfaatkan penempatan kartu jaringan adalah terminal USB. Saat ini pemanfaatan terminal USB didominasi oleh media wireless, dengan perangkatnya dikenal dengan Wireless USB.



 · ROUTERRouter adalah perangkat jaringan komputer yang menghubungkan host pada jaringan yang berlainan. Fungsi utamanya adalah melakukan IP Forwarding, yaitu proses meneruskan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang menjadi tujuan paket data, sehingga apabila dilihat dari model referensi, perangkat jaringan komputer ini bekerja pada lapisan network.


· 


REPEATER
Repeater adalah perangkat jaringan komputer yang bekerja pada lapisan fisik model referensi. Perangkat ini merupakan pelengkap dari fungsi kerja media jaringan, yaitu untuk mengatasi keterbatasan daya pancar dari media tersebut. Perangkat ini ditempatkan di tengah media pada saat daya pancarnya melemah, Dengan penggunaan perangkat ini, maka kekuatan sinyal yang diterima oleh repeater akan dikuatkan kembali, sehingga output dari repeater akan memancarkan sinyal dengan daya pancar kurang lebih sama seperti dengan yang dipancarkan oleh host pengirim, bahkan dapat lebih besar. Repeater ini dikenal juga dengan sebutan power amplifier.

JARINGAN NIRKABEL INDOOR DAN OUTDOOR

Sebelum kita bahas tentang jaringan nirkabel outdoor & indoor yang ada, mari kita bahas dahulu standar yang dipakai dalam IEEE. Di artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai Wireless 802.11, yang terdiri dari :
  • 802.11 – 2,4GHz – 2Mbps
  • 802.11a – 5GHz – 54Mbps
  • 802.11a 2X – 5GHz – 108Mbps
  • 802.11b – 2,4GHz – 11Mbps
  • 802.11g – 2,4GHz – 22Mbps
  • 802.11n – 2,4GHz – 120Mbps

Jenis perangkat yang dibutuhkan :

1. Access Point

Berfungsi untuk menghubungkan bermacam perangkat wireless yang terhubung dengan perangkat tersebut. Bermacam perangkat Access point memiliki konfigurasi administrator yang berbeda-beda sesuai dengan produsennya masing-masing dengan tingkat keamanan yang dapat diatur sesuai dengan kehendak administrator jaringan.

2. Antena

Berfungsi sebagai penyebar sinyal menjadi luas. Untuk lengkapnya dapat dilihat di artikel Antena dan Jalur Transmisi.

3. Kotak Access Point
Berfungsi sebagai pelindung AP yang dapat memengaruhi keawetan si AP nya juga

4.Kabel Wifi
Kabel ini untuk menghubungkan antara AP dan antena

5. Wireless Card PCI

Perangkat wireless berbentuk card PCI yang dipakai dalam sebuah PC yang tidak memiliki perangkat embedded wireless di dalamnya. kekurangan perangkat yaitu jangkauan sinyal yang kecil sehingga pengguna menambahkan perangkat antena tambahan untuk menambah kekuatan tangkap sinyal.

6. Wireless USB

Perangkat ini bersifat mobile daya tangkap perangkat ini lebih kecil dibandingkan dengan perangkat lain seperti Wireless card PCI.

7. Compact Flash

Compact Flash hampir seperti dengan USB yang bersifat mobile namun beberapa anggapan menyatakan bahwa compact flash di klaim lebih lebih baik dibanding dengan wireless adapter USB.

8. Embedded
Jenis ini adalah perangkat wireless yang bersifat terintegrasi atau menjadi satu dengan mainboard sebuah PC atau notebook alias onboard.

Jenis sambungannya :

1. Outdoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di luar ruangan, mengikuti standar 802.16. Standar Wireless LAN 802.16 :
  • Harga perangkatnya sangat mahal.
  • Bekerja diatas frekwensi 5GHz.
  • Biasanya dipakai oleh operator telekomunikasi.

2. Indoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di dalam ruangan, mengikuti standar 802.11

Penggunaan 802.11 di outdoor :
  • Radio 802.11B hanya punya 11 kanal.
  • Pemasangannya harus mengikuti kaidah Line of Sight.
  • Membutuhkan tower jika dua titik berada di level yang berbeda.
  • Pemanfaatan daya yang kecil harus betul-betul diperhitungkan.
  • Harus mengatasi interferensi yang terjadi.


Perbedaan Jaringan Nirkabel Outdoor dan Indoor



1. Jarak WIFI
    Ini yang paling mudah saat membedakan antara wifi indoor dan outdoor yaitu dengan jarak , jarak wifi outdoor lebih jauh daripada wifi indoor di perkirakan wifi indoor dengan jarak maksimum 50M-100M sedangkan dengan wifi Outdoor bisa mencapai 5KM sampai 20KM itu tergantung alat yang di gunakan dan kualitas barang yang di pasang di wifi.

2. Alat Yang Digunakan
    Dalam mengidentifikasi apakah itu wifi indoor dan outdoor yaitu dengan jenis alat apa yang di gunakan, di bawah ini contoh alat yang di gunakan.
Contoh Indoor



Contoh Outdoor

3. Penggunaan Tower

  • Indoor : Tidak menggunakan tower
  • Outdoor : Mengguanakan tower dengan panjang 15 meter - 20 meter dan pemasangan tower harus LOS( Line Of Sight ). Memakai antena Triangle

4. Harga pemasangan
  • Indoor : Kurang lebih Rp. 500.000
  • Outdoor : Memerlukan Rp. 5.000.000 an
Refensi:

Instalasi dan konfigurasi perangkat jaringan nirkabel outdoor dan indoor
Instalasi perangkat indoor yang dilaksanakan didalam ruangan meliputi pemasangan perangkat disisi sentral dan disisi pelanggan.
            Perangkat yang biasa dipasang disisi sentral seperti tertera pada gambar 4.1 dibawah ini meliputi :

            a.         Perangkat OLT, CT, SDH Mux, Channel Bank.
            b.         FDF termasuk Splitter Frame (bila PS diletakkan disisi sentral).
            c.         DDF.
            d.         Perangkat T-AURORA.
                       
           
            Catatan :
·         Passive Splitter direkomendasikan dipasang di Sentral atau di gedung pelanggan (untuk perangkat remote indoor).
·         Bila jaringan sudah dilengkapi T-AURORA maka FDF tidak diperlukan lagi.

            Perangkat yang biasa dipasang disisi pelanggan seperti tertera pada gambar 4.2 dibawah ini meliputi :

            a.         Perangkat ONU, RT, SDH Mux, Channel Bank.
            b.         OTB.
            c.         DDF, SDF.
            d.         DP.
e.             Splitter Tray (apabila PS diletakkan disisi pelanggan).
f.              Power Distribution Box

Gambar 4.2     Konfigurasi umum instalasi perangkat disisi pelanggan

            Pada dasarnya instalasi perangkat didalam ruangan dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

Lokasi Pemasangan
Jenis Perangkat
a.     On the ground (dipasang diatas lantai)

OLT, CT, FDF, DDF, T-AURORA, Splitter Frame, ONU Rack, RT Rack, SDH Mux, CB, Catu Daya.
b.     On the wall (dipasang di dinding)

ONU Dinding, RT dinding, OTB, Splitter Tray (biasanya terintegrasi dengan OTB), SDF, DDF, Catu daya.
           

Langkah-langkah pemasangan perangkat adalah sebagai berikut :

Start
Siapkan dokumen layout, perangkat dan perkakas.
ß

Unpack
Buka peti/ box dengan alat pembuka/ pengungkit.
ß

Carrying
Bawa perangkat, material dan perkakas instalasi ke ruangan instalasi.
ß


Check
Periksa deskripsi dan jumlah perangkat, alat bantu serta material instalasi sesuai dengan dokumen pengiriman.
ß


Marking
& Driling
Tandai tempat pemasangan perangkat sesuai dengan letak lubang sekrup/ baut pada perangkat. Buat lubang pada tempat tersebut dengan bor listrik untuk pemasangan angker, gunakan mata bor yang kecil dahulu kemudian gunakan mata bor yang besar.
ß


Structure
Assembling

Pasang baut angker pada bagian yang dilubangi tadi kemudian susun kerangka rak/ kabinet pada kedudukannya, gunakan waterpass agar rak/ kabinet tidak miring.
ß

Equipment
Set Up
Kuatkan baut angker, kemudian pasang kelengkapan rak/ kabinet seperti modul-modul.
ß


Cable
Laying
Gelar semua kabel yang menghubungkan perangkat satu dengan lainnya ternasuk kabel grounding pada grounding terminal, kemudian ikat sementara pada cable tray atau cable holder.
ß

Cable
Forming
Rapihkan susunan kabel pada cable tray atau cable holder dengan cable ties dengan jarak secukupnya.
ß



Cable Termination
Terminasikan  kabel pada terminal yang sesuai (K52, K71, LSA Plus, Patch Panel, SDP, OTB/FDF) dengan wiring diagram yang telah ditentukan, kemudian pasang label pada kabel dan terminal distribusi agar mudah dikenali. Seluruh kabel harus diterminasikan sampai ke terminal.
ß

Cable Wiring Check
Periksa semua interkoneksi kabel dengan alat test.
ß




ß





Cleaning
Bersihkan lokasi instalasi dan kumpulkan sisa material yang belum terpakai untuk instalasi di tempat lainnya.
ß

Finish
Lakukan pengetesan perangkat dan catat material yang terinstal.

4.2          Persyaratan ruangan


                        Persyaratan ruangan lokasi pemasangaan perangkat adalah sebagai berikut :
           
a.   Ruangan harus bersih, bebas banjir maupun tetesan air dari plafond ruangan mempunyai penerangan dan ventilasi udara yang baik, jika perlu dipersiapkan ruangan khusus untuk perangkat JARLOKAF.
b.   Ruangan harus mempunyai suhu dan kelembaban yang tetap, oleh sebab itu perlu dikondisikan dengan Air Conditioner (AC) yang memadai yaitu pada suhu ruangan 20 ± 10 % dan kelembaban 60 ± 10 %.
c.   Ruangan yang dipilih harus direncanakan secara terpadu dan cukup ruang untuk pengembangan dikemudian hari.
d.  Untuk gedung bertingkat, ruangan dapat dipilih di Basement atau di lantai lainnya dari gedung tersebut  namun harus dekat dengan jalur transportasi barang/ perangkat dan jalur masuknya kabel ke gedung tersebut.
e.   Ruangan perangkat harus dekat dengan terminal distribusi existing, terdapat sumber catu daya yang cukup untuk mencatu perangkat dan chargernya.
f.    Ruangan harus mempunyai terminal groundinggrounding bar.
g.   Lantai atau dinding tempat pemasangan perangkat harus mampu menahan beban dari perangkat yang akan dipasang, berikut kondisi lantai dan dinding  yang dipersyaratkan :

Lokasi Pemasangan
Minimum menahan beban 
Diatas lantai (dalam bentuk rak)
200 kg/ m2
Di dinding (dalam bentuk kabinet)
75 kg


4.3          Persyaratan umum pemasangan perangkat


                        Persyaratan umum pemasangaan perangkat indoor adalah sebagai berikut :

a.    Perangkat mudah dijangkau dan tidak mengganggu perangkat existing (bila ada).
b.    Perangkat dipasang secara teratur/ berurutan sesuai dengan dokumen survei.
c.    Penempatan perangkat diatur sedemikian rupa sehingga tersedia lahan untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharan, serta tidak berada dibawah tetesan air kondensasi AC.
d.    Perangkat harus terpasang dengan kokoh, tidak miring dan memenuhi estetika keindahan.
e.    Perangkat harus diberi pentanahan dan terintegrasi dengan pentanahan perangkat telekomunikasi lainnya, besarnya tahanan maksimum 1 Ohm. Kabel grounding direkomendasikan yang mempunyai jaket PE dengan diameter yang sesuai.
f.     Sub rack dan modul-modul hanya dapat dipasang setelah rak utama terpasang kuat.
g.    Alur kabel catu daya harus terpisah dengan alur kabel komunikasi dan harus diikat rapi dengan tie rope/ cable ties pada cable tray, jarak pemasangan pengikat tersebut adalah 25 cm untuk alur vertikal dan 100 cm untuk alur horizontal. Sedangkan untuk kabel yang banyak harus menggunakan tali montage atau benang Siemens.
h.    Bila ruangan terpisah untuk perangkat yang satu dengan lainnya maka harus dipasang cable tray, untuk menjaga estetika serta kemudahan O&M.
i.      Terminasi kabel 2 Mbps yang menghubungkan antar perangkat transmisi harus dilaksanakan pada DDF (K52) dengan jarak maksimum 150 m.
j.      Terminasi dikelompokkan berdasarkan jenis layanan/ service.
k.    Persyaratan pemasangan modul adalah sebagai berikut :         
¨       Pada saat memasang modul, pergelangan tangan harus dipasang kabel grounding karena modul sangat sensitif dengan elektrostatik.
¨       Pemasangan modul harus hati-hati dan permukaan modul baik sisi komponen maupun sisi solderan tidak boleh disentuh dengan tangan.
¨       Modul harus terpasang tepat pada slotnya dan konektor modul benar-benar terhubung dengan konektor pada backplane.
¨       Slot yang kosong harus dipasang penutup agar tidak ada debu yang masuk.
l.      Persyaratan inisialisasi perangkat sebagai berikut :        
¨       Inisialisasi perangkat dilaksanakan setelah semua sistim diperiksa dan terpasang dengan baik.
¨       Sumber catu daya harus diperiksa terlebih dahulu agar dapat diperoleh tegangan/ arus yang konstan.
¨       Hidupkan perangkat satu persatu kemudian lakukan pengecekan semua lampu indikator (LED) dengan mengoperasikan switch lamp test.
¨       Apabila ditemukan kelainan maka sumber kelainan harus segera dilacak jika perlu catuan segera diputus.
¨       Pelaksanaan inisialisasi maupun trouble shooting harus mengacu kepada rekomendasi dari pabrikan.

4.4       Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai

           
            Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai adalah sebagai berikut :
a.    Perangkat dapat dipasang langsung diatas lantai maupun diatas Raise Floor, tinggi maksimum Raise Floor adalah ± 50 cm.
b.    Agar tidak mengganggu lalu lintas personil, maka berikut ini adalah contoh floor layout.
c.    Perangkat yang tidak memerlukan akses dari backplane dapat dipasang bersandar di dinding atau back to back.


Keterangan :

No.
Objek
Jarak (mm)
1.
Belakang rak – Dinding
1.000
2.
Muka rak – Dinding
1.000
3.
Muka rak - Belakang rak lainnya
1.000
4.
Muka rak - Muka rak lainnya
1.000
5.
Belakang rak - Belakang rak lainnya
1.000
6.
Pinggir rak – Dinding
1.000
7.
Pinggir rak - Pinggir rak
6

d.    Untuk menghubungkan kabel dari perangkat satu dengan perangkat lainnya harus dipasang tray kabel, tray kabel dapat dipasang dibawah rak (didalam raise floor) atau diatas perangkat. Berikut persyaratan pemasangan tray.

e.    Bila rak dipasang langsung diatas lantai, maka bagian bawah rak harus dipasang mati dengan lantai menggunakan angker/ dyna bolt seperti contoh pada gambar berikut :


f.     Sedangkan bila perangkat dipasang diatas Raise floor, maka rak dipasang pada kerangka Raise floor dan dikuatkan dengan mur/ baut yang sesuai. 

4.5       Persyaratan pemasangan perangkat di dinding


            Persyaratan pemasangan perangkat di dinding adalah sebagai berikut :
a.    Dinding tempat pemasangan perangkat harus kuat, rata dan mempunyai ketebalan yang cukup.
b.    Perangkat yang dipasang di dinding harus dikuatkan oleh mur/ baut dengan panjang minimal 60 mm seperti tertera pada gambar berikut :
c.    Tinggi perangkat dari atas lantai disesuaikan dengan ukuran perangkat dan keleluasaan petugas pelaksana Operasi dan Pemeliharaan yaitu antara 60 cm sampai dengan 140 cm atau disesuaikan dengan kondisi ruangan. Konstruksi pemasangannya adalah sebagai berikut :

d.    Alur masuk/ keluar kabel ke/ dari perangkat dapat dari atas maupun dari bawah, alur kabel yang terbuka dan banyak gangguan eksternal termasuk kabel grounding harus diberi cable duct dari PVC.
e.    Besarnya Bending Radius minimum pada jalur kabel yang membelok adalah minimal sebesar 20 kali diameter kabel.
f.     Pada jalur kabel yang membelok harus dilindungi dengan flexible pipe.
g.    Apabila perangkat mempunyai pintu penutup, maka harus disediakan ruangan agar pintu bebas membuka dan menutup